Backpacker-an ke Lampung

Gapura Pulau Pahawang

Siapa yang gak tau Pulau Pahawang sekarang? Tujuan wisata di Lampung ini gak kalah diminati kalau dibandingin sama Pulau Seribu atau pun Pulau Karimun Jawa. Tapi jangan salah Lampung gak cuma punya Pahawang guys. Nah, buat kalian yang suka backpackeran, Lampung bisa jadi percobaan kalian buat backpakeran nih. Saya dan temen-temen berangkat dengan beranggotakan 6 cewek berbeda karakter dan kebiasaan, kita berangkat akhir tahun 2015 kemarin, dengan ngeteng istilah kerennya, bisa dibilang mau liburan tapi yang murah dan sedikit berkualitas.



Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk bisa sampai di Lampung dengan selamat,sehat dan sentosa. Kalau via udara kalian bisa naik pesawat tapi ya kalian pasti tahu harga dan cost yang harus dikeluarkan akan sangat banyak. Nah lewat darat+laut itu banyak, 2 cara yang bisa kalian pilih adalah naik DAMRI dari Gambir dengan Rp. 180.000 atau ngeteng sama seperti yang kita pakai.



Stasiun Tanah Abang
Kita ngeteng dengan cara naik kereta api, jurusan yang kami ambil adalah Tanah Abang-Merak dengan harga tiket kurang lebih Rp. 30.000, kalian bisa lihat jadwal keberangkatan kereta tersebut di website resmi PT. KAI. Kita sih ambil jadwal keberangkatan jam 5 sore waktu itu, supaya kami bisa sampai Lampung di pagi hari, mengingat banyak rumor tentang begal disana.


Ramainya stasiun waktu itu tidak dapat dihindari karena bersamaan dengan libur anak sekolah juga hari Natal dan Tahun Baru, kepadatan di peron dan ruang tunggu pun tak dapat dihindari karena ada kereta Krakatau menuju Solo mengalami anjlok di Stasiun Maja sejak pagi. So, penumpukan penumpang pun gak bisa dihindari, dan itu berdampak kereta yang kita bakal naiki pun gak bisa dipastikan jadwalnya, sehingga banyak orang masih menunggu hingga loket yang menjual tiket kereta api Tanah Abang-Merak itu dibuka. Beruntungnya bagi kita, kita membeli tiket secara online sehingga gak mesti digantungin sama kereta anjlok, buruknya kita gak bisa langsung berganti dengan transportasi karena tidak jelas apakah kereta kita akan berangkat atau tidak, karena untuk kereta anjlok akan memakan setengah hari lebih hanya untuk benerin lagi.



Setelah beberapa kali memastikan kepada petugas akhirnya kita dikasih kepastian (kepastian itu penting looh, apalagi buat kita cewek-cewek, ooppss! Sorry jadi curhat hahahaa) kalau kereta akan tetap berangkat sekalipun telat sebentar dari jadwal keberangkatan, dan akhirnya kami diperbolehkan masuk ke peron sambil menunggu kereta senja ke Merak.
Penampakan dari belakang kereta

Aus amat ini, glek..glek..glek


Setelah melewati perjalanan panjang akhirnya kita sampai di Stasiun Merak jam 10 malam, sangat telat dari estimasi yang seharusnya jam 7, karena sampai Stasiun Maja kereta kami harus berjalan sangat pelan, mungkin sambil nunggu kereta yang anjlok itu kali yaa. Dan kita berkenalan sama orang asli Lampung Timur ketika perjalanan itu.


Ninggal jejak dulu sebelum turun dari kereta
Akhirnya setelah perjalanan yang cukup lama, kita sampai ke Stasiun Merak, dari Stasiun Merak ke Pelabuhan gak jauh kok cuma naik jembatan penyebrangan dan bisa langsung naik Kapal Ferry dengan bayar Rp. 15.000. Untuk fasilitas di PelabuhanMerak ini sudah cukup bagus, kamar mandi nyaman, terdapat minimarket dan sudah terang, image serem yang dulu melekat di Pelabuhan Merak sudah berkurang. Buat di dalam ferry terdapat kelas, kami pun mengambil kelas bisnis yang nyaman dan bebas rokok dengan tambahan Rp. 10.000, apabila temen-temen mau ekonomi gak perlu nambah lagi, karena bisa memilih tempat duduk yang telah disediakan di koridor perahu.
Jangan ditiru ya, kaya yang kuning itu
Penampakan kelas bisnis
Setelah sekitar 2 jam perjalanan ferry sampailah kita di Pelabuhan Bakauheni, sambil nunggu pagi kita pun mutusin untuk istirahat di ruang tunggu, supaya sampai Bandar Lampung udah terang. Dari Pelabuhan kami lanjut naik bus ke Bandar Lampung, ada 2 kelas untuk bus ke Bandar Lampung, ekonomi dan bisnis, tapi jangan ekspektasi terlalu tinggi ya, namanya juga di daerah jadi Bisnis nya ya gitu deh sekalipun harganya Rp. 30.000 tapi ya teteep ajaa. Ngepasin kemarin ujan, ya wasallam, ujan lokal akhirnya di bangku saya dan saya akhirnya pake cover bag di dalem bus hahaaa. 

Hari ke-1

Akhirnya sampai di Lampung dan destinasi pertama kita adalah Way Kambas, ternyata Taman Nasional ini jauh juga dari Bandar Lampung. Tapi sayang karena disana kita gak ketemu banyak gajah, hanya 3 gajah yang ada di luar dan bisa di ajak foto-foto (plis gajah ya, bukan yang mirip gajah) kalau kita mau nunggu gajah itu mandi, harus nunggu sampai sore karena di siang hari mereka banyak berada di hutan. Ketika kami disana, kita gak bisa ngeliat pertunjukan karena menurut informasi dari petugas pada saat itu, sejak Lebaran belum ada lagi pertunjukan untuk pengunjung yang dateng seperti sekolah gajah dan lainnya. Taman Nasional ini merupakan penangkaran Gajah Sumatera, yang saat ini dilindungi karena populasinya yang semakin berkurang. Kebakaran hutan dan perburuan liar penyebab terbesar yang membuat Gajah Sumatera ini semakin berkurang dan harus di lindungi. Untuk masuk ke Taman Nasional ini dikenakan retribusi Rp. 10.000 per orang, untuk foto dengan gajah bayar Rp. 15.000 sepuasnya.

Hari ke-2


Selamat datang di Pantai Klara II
Agenda hari ke-2 cukup padat karena satu harian kami menjelajah pulau, salah satunyanadalah Pahawang. Buat kalian yang mau jelajah pulau bisa menyewa perahu di Pantai Klara atau Pelabuhan Ketapang dan kami memilih untuk mengambil di Pantai Klara, disinilah waktunya mengeluarkan jurus nego kita karena banyak bapak perahu yang langsung tembak harga mahal belum sama alat snorkling. Untuk perahu kami langsung ditembak harga perahu Rp. 150.000 belum sama alat snorkling, sedangkan alat snorkling Rp. 50.000/orang, setelah melewati nego yang sangat alot akhirnya kami dapet harga Rp. 180.000 untuk perahu dan 7 alat snorkling lengkap tapi belum termasuk masuk pulau dan membayar spot snorkling. Buat tips dan jadi pertimbangan buat temen-temen yang mau hobi main di pantai atau snorkling, tanggal kapan kita berangkat itu ngaruh banged loh, terutama sama pasang surutnya laut. Nah, karena kemarin kita kesana akhir tahun dan tanggal 29 alhasil lautnya lagi pasang dan ombaknya agak gede. Jadi buat yang mau free diving agak lelah ya bakalan karena permukaan air laut yang naik itu.


Cuaca hari itu lagi bersahabat banget guys, mungkin karena jarang jomblo kali ya disana dan gak sebanyak Jakarta jadi ujan pun males turun kalau siang-siang. Dengan berbekal persiapan alat snorkling dan makanan akhirnya kita berangkat ke spot snorkling pertama di deket Pulau Pahawang. Disana kita harus banyak persiapan uang pas nih, jadi bawa uang agak banyak untuk bayar spot-spot itu dan masuk pulau-pulau yang mau di datangi ya. Untuk spot Snorkeling di dekat Pulau Pahawang Besar, kita harus bayar Rp. 30.000 karena disana juga ada penangkaran ikan nemo. So, agak rame dan pasti akan jadi salah satu spot yang harus dikunjungi. Dan di bawah air pun disediakan spot foto papan bertuliskan "Pulau Pahawang Wisataku", jadi bisa diving dan ambil foto underwater disana.



Perjalanan menuju Pahawang Besar
Panda masuk laut

Awal sebelum terjadi insiden
Sayangnya kita gak bisa mampir ke Pahawang Kecil karena sedang ditutup, kalau kalian lihat disana ada cottage dan tidak boleh dimasukin di satu sisi pulau karena katanya udah dibeli sama orang Perancis dan itu jadi milik pribadi dia. Dari spot snorkeling di deket Pahawang Besar kita pindah lagi ke tempat snorkeling lain dan terjadilah satu kejadian di tempat itu. So, di kelompok kita gak semua bisa berenang, ada yang bisa berenang, ada yang bisa ngambang aja, ada yang sama sekali gak bisa berenang, trus ada juga yang ngakunya bisa berenang kalau di kolam renang tapi kalau di laut takut dan mendadak jadi gak bisa berenang, begitu hasil pengakuan. Nah, mulailah kita snorkeling, untuk di spot kedua ini ada banyak batu karang, jadi sekalipun dalem kalian masih bisa berdiri di atas batu-batu karang itu. Mulailah 1 oknum mengajak untuk buka pelampung kita sebut saja Beauty, nah oknum lain yang gak bisa berenang pun mulai buka pelampung juga, kita sebut di Animator, dan akhirnya oknum yang ngaku bisa berenang di kolam renang pun ikutan juga, kita sebut dia Kiting.

Permufakatan dimulai

Akhirnya si Beauty, Animator dan Kiting pun mulai bukain nih pelampung mereka, foto-foto sambi diri di atas tuh karang, dan berenang cuma sambil pegangan pelampung, mungkin saking asiknya mereka foto-foto dan mereka berenang mereka lupa kalau karang itu gak gede, akhirnya insiden terjadi si Kiting mundur trus sadar dia udah gak injek batu, dia mulai narik si Animator buat narik dia. Tapi berhubung si Animator juga gak bisa berenang akhirnya mundur barenglah mereka dan kelelep. Lucunya, si Bapak Kapal cuma teriak sambil megang pelampung tapi gak berbuat apa-apa buat nolongin mereka berdua. Akhirnya temen saya yang lain dan Beauty narik mereka buat berdiri lagi di batu dan selesailah insiden itu. Kalau tanya saya kemana, saya liatin aja dari jauh, kenapa? Karena tenggelem cuy, kalau bisa selamatin kalau gak, malah kaya kejadin si Kiting sama Animator. So, hati-hati guys tetep jaga keselamatan masing-masing.

Sebelum tenggelem

Saat Kiting menarik Animator waktu tenggelam
Sebelum lanjut perjalanan foto dulu lah















Pulau Pahawang Besar
Lanjut dari sana, kita lanjutin   perjalanan kita ke Pahawang Besar, Pulau Kelagian Lunik dan Pulau Mahitem, setelah itu selesailah perjalanan kita hari itu dengan kulit menghitam, tepar karena berenang seharian dan cerita lucu lainnya, yang terjadi selama kita snorkeling dan jelajah pulau disana. Tips buat jelajah pulau sebaiknya udah bawa makanan sebelum mulai snorkeling, selama perjalanan ke Pantai Klara banyak nasi Padang yang lumayan terjangkau harganya, karena kalau udah di Pulau pasti harganya lebih mahal nih, jadi bawa semua konsumsi dan makanan apalagi air putih karena bakal seharian di laut jadi perbekalan mesti, harus dan kudu dipersiapkan.

Spot foto di Pulau Pahawang Besar
Pulau Kelagian Lunik

Pulau Mahitem


Sunset dari Pantai Klara



Hari ke-3

Nah waktunya kita pulang, tapi untuk perjalanan hari terakhir waktunya beli oleh-oleh dan jalan ke Pantai di daerah Kalianda. Daerah Kalianda terkenal dengan Pantainya, tapi kita gak punya kesempatan untuk bisa datengin satu-satu Pantai disana. Tujuan pertama kita adalah Pantai Pasir Putih, Pantai ini sangat ramai dan dikelola oleh Angkatan jadi lebih terjaga, jangan lupa beli Pete disana, karena harganya murah kekeke ^o^. Disana kalian bakal ditawarin jelajah Pulau, nah tinggal pinter-pinter aja nawarnya, disana bisa main kano juga, tapi udah pasti basah karena airnya masuk 

Pantai Pasir Putih

Dari Pantai Pasir Putih, kita pun lanjut ke Pantai Marina, Pantai Marina dulunya Pantai yang rame banged nih guys, sekitar tahun 2001, tapi sekarang udah gak terawat, untuk masuk kesana kita cuma bayar 20 ribu tapi emang agak jauh masuk kedalamnya, supir yang bawa mobil pun sampe bingung jalannya bener atau gak. Konon katanya Pantai ini sepi karena banyak yang meninggal kebawa arus, karena ombak di Pantai ini termasuk sangat kencang dengan pinggiran batu karang yang besar. Dan makin sepi setelah Mr. Tukul kesana, gak tau juga ngapain kekeke ^o^. Disana kalian bisa ngerasain Pantai privat dan bisa jalan-jalan cari spot foto disana. Ada Goa Jepang juga, yang sepertinya bisa dimasuki tapi gak tau nembus kemana hiiii.

Keindahan Pantai Marina








Goa Jepang
Sampailah akhirnya di tujuan terakhir kita, Menara Siger, merupakan lambang dari Lampung nih, kalau temen-temen kesana dan naik ferry ketika terang bukan malam hari, kalian akan tahu kalau sudah akan sampai di Lampung kalau liat lambang ini. Masuk ke Menara Siger tidak mahal hanya bayar seikhlasnya saja dan bisa melihat pemandangan Pelabuhan Bakauheni dari sana. Disana juga ada teropong yang bisa dipakai namun bayar 5 ribu aja buat beli koinnya. Dari situ kalian bisa liat pemandangan bahkan kapal yang jauh dari Pelabuhan.


Menara Siger tampak depan
Menara Siger tampak belakang

Pemandangan di belakang Menara Siger




















Sewa Teropong



Nah oleh-oleh yang bisa kalian bawa adalah Keripik Monyet!! Salah, keripik pisang maksudnya, yang terkenal itu Keripik Pisang YenYen, kalian bisa beli keripik itu dengan harga 7 rebu, rasanya banyak, rasa coklat, keju, duren, melon, tapi kalau cari rasa yang tak pernah hilang gak ada, guys kekeke :D. Akhirnya waktunya kita balik ke habitat dan mengerjakan rutinitas, sambil nunggu kita pun makan duren dulu mumpung lagi di ujung selatan Pulau Sumatra. Dan itu akhir petualangan kita, mana petualangan lo?? BYe!!






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Pendidikan Dasar

Gunung Lawu

CURUG LEUWI HEJO & BARONG