Materi Pendidikan Dasar



Berbeda dengan postingan lainnya, kalau sebelumnya saya banyak cerita tentang pengalaman saya selama travelling, kesempatan kali ini saya mau bagi untuk materi yang saya dapatkan ketika mengikuti Pendidikan Dasar dan Malam Keakraban Angkatan III yang diselenggarakan oleh Centro Komunitas Pecinta Alam (CEKAKPALA) yang berpusat di Bekasi Utara di Pasir Luhur pada Januari lalu. 

Dalam beberapa waktu ini, kegiatan travelling seperti mendaki gunung atau kegiatan outdoor lain mulai menarik minta masyarakat, tak kalah banyak artis juga mulai melakukan kegiatan yang termasuk dalam kategori berbahaya ini. Banyak materi yang saya dapatkan baru sadari sangat penting ketika melakukan aktivitas di alam liar dan setalah saya telusuri jika ingin mendapatkan materi tersebut sangatlah mahal, sebut saja Pertolongan Pertama Gawat Darurat atau yang disebut PPGD. Berikut sedikit pengalaman dalam materi yang saya dapatkan dari DIKRAB juga materi tambahan dari buku atau hasil diskusi yang pernah saya dapat dari teman-teman komunitas lainnya.

I.        Mountaineering

Mountaneering sendiri merupakan teknik pendakian gunung, yang perlu dimiliki adalah disiplin waktu dan disiplin pergerakan.

Jenis pendakian ada 3, yaitu:
Ø  Hill walking (hiking atau trekking)
Ø  Scrambling (seperti di gunung Parang via Ferrata)
Ø  Climbing (menggunakan peralatan tali temali dan kemiringan bukit mencapai 90°)

Tipe pendakian:
Ø  Himalaya (dimana 1 orang sampai puncak dianggap keberhasilan pendakian 1 grup)
Ø Alphine (dimana 1 orang dari 1 kelompok tidak sampai puncak maka pendakian dianggap tidak berhasil)

Persiapan yang dibutuhkan yaitu:
Ø  Perlengkapan (individu dan tim, seperti perlengkapan tidur, masak dan lain-lain)
Ø  Peralatan (individu dan tim)

Bagian dari mountaineering ada beberapa, contohnya:
Ø  Navigasi darat
Ø  Survival
Ø  Pertolongan pertama gawad darurat
Ø  membuat jebakan
Ø  teknik perapian
Ø  mendapatkan air

Ada beberapa simpul yang dikenal dalam teknik pendakian gunung. Simpul merupakan teknik tali menali dimana mudah dibuat, mudah dilepas dan alurnya mudah dibaca. Berikut merupakan simpul-simpul yang sering digunakan dalam melakukan pendakian gunung:

Ø  Simpul mati, merupakan simpul setengah pangkal yang dibuat 2 kali.



Ø  Simpul kambing, dibuat dengan membuat angka 6, berfungsi untuk membuat ikatan pada kambing tanpa membuat tali ikatan bergerak.


Ø  Simpul jangkar, bersamaan dalam 1 lingkaran, dapat digunakan untuk membuat tanda dalam PPGD.


Ø  Simpul nelayan, prusik untuk menggabungkan 2 tali.




Ø  Simpul delapan



Ø  Simpul pita, digunakan untuk tali yang pipih atau webbing.



Ø  Simpul pangkal, simpul yang dibuat dengan ikatan 2 tali yang berlawanan, digunakan untuk membuat bivak


Ø  Simpul kupu-kupu



Ø  Simpul setengah pangkal

Ø  Simpul Prusik, 2 kali simpul jangkar


Source picture:


II.     NAVIGASI DARAT

Navigasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan arah, kedudukan tempat kita berada maupun orang lain serta menentukan lintasan atau jalur perjalanan agar sampai pada  tujuan yang diinginkan. Ada berbagai macam tipe navigasi, navigasi  darat, laut, dan udara, masing – masing mempunyai ciri khas tersendiri dalam segi penerapan ilmunya.

Berikut adalah alat – alat yang biasa digunakan untuk melakukan navigasi :
           Peta
           Kompas
           Alat tulis ( busur, penggaris, protaktor, pinsil, jangka ukur, buku lapang, dll )
           Alat penunjuk ketinggian tempat ( Altimeter )
           Alat penunjuk kedudukan tempat (GPS)

Ada beberapa jenis peta yang dibuat tergantung tujuan penggunaannya, diantaranya adalah :
  1. Peta Topograpi : Menampilkan sebagian unsur buatan manusia dan alam dengan proyeksi tertentu.
  2. Peta Geologi : Menampilkan informasi keadaan geologis.
  3. Peta Tematik : Menyajikan isi dan kepentingan tertentu dengan menggunakan peta dasar.
  4. Dll.

Cara menentukan posisi pada peta, dengan mencari dan menghitung azimuth. Azimuth sendiri merupakan sudut yang diukur dari sisi utara sedangkan sudut back azimuth merupakan sudut yang dihitung berkebalikan dari sudut Azimuth.

Cara menghitung back azimuth adalah dengan mengurangi atau menambah sudut azimuth 180°, sudut azimuth ditambah 180° apabila sudut azimuth kurang dari 180 dan sebaliknya.

Contoh:
Sudut azimuth 40° maka sudut back azimuthnya adalah 40 + 180 = 220

Sudut bearing merupakan sudut yang diukur dari utara maupun selatan berputar searah arum jam ataupun berlawanan jarum jam ke titik yang dituju.


III.   PROFILE PERSONAL SYSTEM

Filosofi Pecinta Alam adalah SIAP, dilengkapi dengan 3 hal yaitu:
Ø  Knowledge (pengetahuan tentang alam itu sendiri, lokasi yang akan didatangi dan dilengkapi dengan teori-teori mengenai pendakian dan alam)
Ø  Skill (kemampuan menguasai teknik-teknik yang diperlukan)
Ø  Attitude (sikap dan tingkah laku, pecinta alam harus memiliki integritas, komitmen dan disiplin)


IV.   SURVIVAL

Survival adalah seni bertahan hidup untuk dapat keluar dari keadaan darurat, berikut merupakan keadaan yang akan menyebabkan manusia mati:

3 menit tanpa oksigen
3 jam dalam suhu ekstrim
3 hari tanpa air
3 minggu tanpa asupan makanan

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Rasio orang saat ini untuk dapat hidup dalam keadaan darurat adalah 10-80-10, 10% merupakan orang yang pasti mati karena tidak memiliki pengetahuan maupun skill yang mendukung untuk dapat bertahan hidup saat keadaan darurat, 80% merupakan 50:50 orang yang tidak memiliki kemampuan namun dapat bertahan hidup, kebanyakan hanya mengikuti orang lain atau insting pada saat keadaan darurat itu terjadi, sedangkan hanya 10% orang yang dapat bertahan hidup karena memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan keluar dari keadaan darurat dalam keadaan hidup.

Air merupakan kebutuhan yang penting bagi tubuh, hampir 60% dari tubuh manusia mengandung air. Berikut merupakan cara menghitung konsumsi air per orang:

(BB x 3) : 100 (merupakan rumus WHO)

Untuk dapat menyaring atau mendapatkan air yang bersih dapat meneteskan betadine sekitar 8-10 tetes kemudian dapat disaring memakai buff ataupun topi rimba, sehingga air tersebut dapat di konsumsi.

Ada makanan atau tumbuhan di alam yang dapat dikonsumsi, namun sebaiknya menghindari beberapa tanaman ini untuk dikonsumsi:
Ø  tumbuhan berbulu
Ø  tumbuhan berduri
Ø  warna mencolok
Ø  bergetah
Ø  dan jamur-jamuran

Sedangkan berikut tumbuhan yang dapat dimakan atau dikonsumsi di alam bebas:

Ø  selada air
Ø  buah lo
Ø  murbei
Ø  poh-pohan
Ø  chantiqi
Ø  jey
Ø  ciplukan
Ø  rotan
Ø  stevia
Ø  kecambrang
Ø  semanggi
Ø  bambu muda
Ø  pisang
  

Jantung pisang dapat dikonsumsi dengan cara direbus dan dapat menggunakan pohon pisang untuk mendapatkan air dengan cara menebang pohon pisang kemudian membuat cerukan atau mangkok untuk dapat menampung air.

Untuk teknik perapian sendiri dapat dengan cara mencelupkan korek ke lilin cair untuk menghindari korek tidak dapat digunakan karena basah. Untuk membuat api dikenal rumus segitiga api yaitu bahan bakar, oksigen dan panas.

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah"STOP" yang artinya :

S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan


V.     PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD)

Penyakit gunung dibagi menjadi 2 sumber yaitu subyektif dan obyektif. Untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada saat terjadinya gawat darurat di gunung ataupun alam bebas dikenal dengan wilderness medicine (pengobatan alam terbuka).

Salah satu penyakit gunung yang sering dialami adalah Altitude Mountain Sickness atau dikenal dengan AMS dengan ciri-ciri:
Ø  muntah-muntah lebih dari 3 kali
Ø  tidak dapat makan
Ø  nyeri hebat di kepala
Ø  hidung berdarah (tingkat terparah)

Yang harus dilakukan adalah membawa turun korban dari tempat tersebut.

Berikut merupakan obat-obatan yang perlu atau wajib dibawa saat melakukan pendakian:

Ø    salep jamur (nikonazo)
Ø    karteka steroid (digigit atau ketusuk untuk radang
Ø    balsem bibir
Ø    antalgin (bisa paracetamol)
Ø    salep costecorteroid (radang)
Ø    pasminal (tidak haid tetap bawa)
Ø    molagit (diare)
Ø    noperamid (diare hebat)
Ø    ambroxol (batuk)
Ø    antibiotik (amoxilin)
Ø    donperidon (anti muntah)
Ø    obat hipertensi
Ø    bisacadyl (melancarkan pembuangan
Ø    elektrolit
Ø    sabotamol (asma)
Ø    torniquet digunakan untuk menghentikan pendarahan karena digigit serangga atau ular
Ø    dexametason

Ø    kasa steril dan non-steril

Ø    paracetamol


Untuk pertolongan korban pingsan hanya memiliki waktu 5 menit, yang harus dilakukan adalah teriak minta bantuan, raba nadi di leher, dan lakukan CPR. Dalam melakukan CPR.


VI.         MANAJEMEN PERJALANAN

Perencanan perjalanan adalah hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data -data kita dapat memperoleh dari literature - literatur yang berupa buku - bukuatau artikel - artikel yang kita butuhkan atau dari orang - orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki. Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan).

Untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 5W & 1 H, yang kepanjangannya adalah What, Where, Who, Why, When dan How.
Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut :
1.       What (Apa)
Apa yang akan dilakukan pendakian bukit atau climbing.

2.       Where (Dimana)
Untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan
3.       Who (Siapa)
Apakah anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok.

4.       Why (Mengapa)
Ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya, tentang tujuan melakukan perjalanan.

5.       When (Kapan)
Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut dan berapa lama.

6.       How (Bagaimana)
Merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
Bagaimana kondisi lokasi.
Bagaimana cuaca disana.
Bagaimana perizinannya.
Bagaimana mendapatkan air.
Bagaimana pengaturan tugas.
Bagaimana pendakian akan berlangsung.


VII.MOTIVASI PENULISAN DAN MELATIH PENULISAN TRAVELING

Untuk memulai penulisan artikel tentang perjalanan dapat menggunakan kerangka berpikir 5 W dan 1 H. Dari sana dapat ditarik dan dimulai untuk melakukan penulisan tentang traveling dan jurnalistik alam.

Yang perlu dimiliki untuk dapat melakukan penulisan dalam perjalanan adalah konsistensi sehingga dapat menjadi satu tulisan yang utuh dan dapat memberikan informasi bagi orang lain yang membacanya.


VIII.          KEBANGSAAN, KEINDONESIAAN DAN KODE ETIK (K3)

Tugas sebagai warga negara Indonesia adalah membangun bangsa, dimulai dengan hal-hal kecil seperti ikut kontribusi dalam menjaga keamanan dan kebersihan dimana kita tinggal, sampai membayar pajak untuk dapat membantu pembangunan infrastuktur Indonesia di Pulau-pulau lain selain Jawa.

Pertanyaan terbesar saat ini, apa karya yang sudah kita berikan sebagai Warga Negara Indonesia kepada bangsa ini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Lawu

CURUG LEUWI HEJO & BARONG